Apakah kamu ada yang tertarik untuk bekerja dari rumah dan tidak lagi tertarik bekerja kantoran ?

Apakah kamu benar-benar yakin dan sudah siap menjadi freelancer? Sudah tahu bagaimana cara menjadi freelancer?

Mengapa saya bertanya begitu, karena banyak orang berpikir, menjadi seorang freelancer atau kerja freelance adalah pekerjaan yang paling enak sedunia.

Juga paling mudah karena bisa di kerjakan dari rumah sambil dasteran dan maskeran.

Bangun tidur langsung kerja juga gak ada yang larang, gak ada yang ngawasi juga.

Yang tidak mereka tahu, menjadi seorang freelancer itu butuh keahlian dan skill. Bukan hanya 1 skill tapi banyak. Bukan hanya skill tapi juga harus punya attitude yang lebih.

Skill, attitude, sikap. Semua ini sangat penting untuk seorang freelancer, apalagi freelancer pemula.

Ada kalanya seorang freelancer harus siap menghitung harga jasanya berdasarkan jangka waktu dan tingkat kesulitan pekerjaan.

Harus bisa negosiasi, tidak sungkan untuk tawar menawar dengan calon klien.

Sama seperti sewa kantor, meskipun kerja freelance dari rumah, harus siap juga membayar pengeluaran bulanan (wifi + aplikasi berbayar), harus bisa selalu mengontrol emosi kalau ketemu klien yang ……(isi sendiri) dan pastinya harus selalu belajar untuk mengasah dan meningkatkan skill supaya tetap tajam. Setajam silet bwahahahaha ^^^ (bercanda).

Bekerja sebagai freelancer itu perpaduan antara sales, marketing dan akuntan. Jadi satu gak bisa di pisah-pisah.

Itu semua bukan hal yang mudah meskipun semua pekerjaan tersebut di lakukan dari rumah.

Sambil kerja sambil melirik keranjang yang penuh cucian, mainan anak-anak yang berantakan, jadual antar jemput sekolah, arisan RT (beruntung saya enggak ^^), sambil mikir harus masak apa hari ini. Duhhh…pusyinggg.

Artikel menarik : Teknik Pomodoro

Kalau kamu masih single dan lajang, gak usah di bahas keribetan di atas karena kamu masih single. Masih bisa fokus ke diri sendiri dan pekerjaan saja. Ya toh?

Bukannya saya mengeluh (iyaa…mengeluh sedikit) tapi sering sekali saya keteteran mengatur waktu. Antara tugas sebagai ibu rumah tangga dan tugas pekerjaan sebagai freelancer.

Tapi ya gak papa, seru kok!

Nah, balik lagi ke skill dan attitude yang harus di punyai seorang freelancer, minimal kamu harus punya 6 sikap ini.

Minimal ya, maksimalnya tak terbatas ^^

Apa saja 6 sikap freelancer sukses yang harus kamu punya ?

Problem solver

Menjadi freelancer itu harus bisa menjadi problem solver. Baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Problem solver untuk diri sendiri misalnya: membantu keuangan suami, membantu keuangan orang tua, investasi, dll you named it.

Problem solver untuk orang lain = problem solver untuk klien.

Klien menyewa jasa freelancer karena dia pasti mempunyai problem atau masalah. Klien perlu untuk di bantu.

Mungkin dia tidak punya waktu untuk menulis artikel di bognya, tidak ada waktu untuk mengurusi toko online-nya, tidak ada waktu untuk menghandle telepon dan customer service sendirian, tidak sempat mengurus media sosialnya dan masih banyak lagi.

Dengan semua masalah yang di hadapi seorang klien, keinginan mereka hanya satu.

Seseorang yang cakap dan bisa di andalkan dalam bekerja dan membantu dia meringankan problem atau masalah yang sedang dia hadapi.

Lihat ke dirimu sendiri, apakah kamu seorang problem solver atau trouble maker?

Apakah kamu benar-benar ingin memabantu klien tersebut atau hanya ingin uangnya saja?

Can do attitude

Ada orang-orang dan freelancer yang berpikir “Ini jobku, itu bukan. Aku gak harus menolong dia untuk menyelesaikan sesuatu yang bukan menjadi kewajibanku. Aku di bayar bukan untuk pekerjaan ini.”

Mungkin klienmu pernah bertanya ” Apakah kamu bisa menambahkan sedikit…….setelah pekerjaanmu selesai?”

Dan mungkin kamu bilang “Maaf saya tidak bisa.” Meskipun dalam kenyataannya kamu bisa mengerjakannya.

Well, jika klien meminta kamu untuk menambah sejengkal saja pekerjaanmu atau kamu memang bisa membantunya dengan hal tersebut, lakukan.

Kamu akan mendapat nilai tambah di mata klien. Mendapatkan kepercayaan.

Bisa jadi, kamu tidak harus mencari klien baru karena mendapat job atau kontrak yang lebih panjang. Ya kan?

Selalu tertarik dengan “orang”

Freelancer itu  orang yang bekerja sama dengan orang lain.

Sebagai freelancer, kita bisa menarik orang/klien supaya menyewa jasa kita dengan cara mendengarkan masalah mereka, bertanya apa saja yang mereka butuhkan dan memberikan ide-ide serta solusi yang mungkin bisa mereka pakai.

Lakukan dengan tulus, nothing to loose.

Orang akan membeli produk atau jasa dari seorang teman, bukan dari orang lain.

Seperti prinsip MLM ya (multi level marketing), tapi ini benar banget loh.

Maka jadilah seorang teman, bantu klien atau calon klien sebelum kamu menjual diri atau menjual jasa.

Untuk memenangkan “orang” kamu bisa baca buku karya Napoleon Hill, Think and Grow Rich.

Juga buku Dale Carnegie, How To Win Friends and Influence People.

Artikel menarik : 5 Kunci Menjadi Freelancer Handal

Bisa menerima penolakan atau rejection

Salah satu pekerjaan yang paling banyak mengalami penolakan adalah pekerjaan sebagai sales, marketing dan freelancer.

Eehh lah kok berani bilang begitu kak?

Yeassss…..berdasarkan pengalaman pribadi dek.

Saya pernah bekerja sebagai freelancer sales eksport di perusahaan mebel. Beruntung mempunyai bos yang bisa menjadi mentor dan coach. Beda banget deh sama my stupid boss. Haha.

Pekerjaan saya waktu itu, mencari pembeli/buyer worldwide yang mau membeli atau memesan mebel dengan minimal order 1×20 feet container.

Susah? Iya, pasti. Karena selama proses berkirim email, mengirim penawaran atau mengirim katalog, jarang sekali saya bertemu dengan calon customer secara face to face.

Semua di lakukan via email.

Bayangkan, ketemu orang dan menawarkan barang saja prosentase penolakannya besar apalagi ini gak saling ketemu sama sekali.

Baru setelah order mulai di kerjakan, beberapa dari mereka datang untuk mengecek produksi. Tapi tidak semua.

Kok sepertinya sulit, apakah pernah dapat order kak ?

Saya yang paling banyak mendapat order di bandingkan 5 orang teman saya yang lain. Rejeki kali ya ^^

Dalam satu tahun saya bisa mengirim 3-5 container mebel ke pembeli yang berbeda.

Tidak ada gaji, hanya komisi. Kalau bisa jualan ya dapat uang, tidak jualan ya bokek ^^

Bos saya pernah bilang, rejection is normal. Penolakan itu hal yang normal. Jangan sampai di bawa putus asa macam orang patah hati ^^

Bayangkan, untuk bisa mendapatkan 1 order, saya harus mengirim ratusan email setiap hari. Cari database prospet setiap hari dan harus di tolak ratusan kali.

Sedih? Nope.

Kalau ditolak gak usah patah semangat, cari prospect lain dan tawarkan lagi sampai deal, itu motto hidup saya. Sampai hari ini ^^

Saya sadar banget, tidak semua orang yang saya tawari harus membeli dari saya. Tugas saya hanya menyebarkan kabar baik dan menawarkan saja.

Mau beli syukur, gak mau beli ya gapapa masih banyak prospect yang lain.

Pengalaman jadi freelancer saat itu, sangat berguna sekali saat menjadi freelancer di Upwork. Terutama tentang rejection.

Tidak semua proposal yang kita kirim akan mendapat YES dari Mas Anang. Ehhhhh…

Dari sekian proposal (mungkin ratusan) saya gak hitung karena ini sudah tahun ke-3 saya kerja di Upwork, yang deal mungkin hanya 10% nya saja. Di tolaknya 90%

Tapi dari 10% itu saja, saya bisa menutupi semua pengeluaran setiap bulan bahkan bisa berinvestasi di pasar saham (belum banyak juga sih).

Dan nyatanya saya masih sibuk kerja di Upwork sampai hari ini. Masih ada klien yang mau saya bantu.

Jadi ingat yaa, rejection is normal.

Jangan di hindari, hadapi saja dengan senyuman ^^

Belajar berkata tidak

Sebagai freelancer, tidak semua pekerjaan harus kita terima. Juga, tidak semua klien harus kita terima.

Saya menghindari klien dari negara-negara berkembang macam India, Pakistan, Filipina dan Thailand. Juga Singapore dan Israel.

Negara-negara berkembang yang membuka job di Upwork biasanya mempunyai rate yang lebih rendah di bandingkan job-job dari orang-orang UK, Canada atau USA.

Singapore, orang-orangnya biasanya cerewet, malezz.

Nah, ada kalanya, mungkin ada job dengan bayaran yang tinggi, tapi ternyata keahlian kita kurang.

Atau, job yang bagi kita semudah ngupil tapi ternyata bayarannya di bawah rata-rata.

Ingat, freelancer juga harus punya sikap untuk tidak serakah dan juga jangan mudah menurunkan standar rate.

Jangan terlalu nyaman dengan skill/keahlian yang sekarang kamu miliki

Menjadi freelancer, kamu harus selalu update dengan berbagai aplikasi dan software yang berhubungan dengan pekerjaan tentunya.

Buat saya sendiri, masih di seputaran membuat prospect list, outreach email, SEO, Similarweb, Moz, Ahrefs, semua yang berhubungan dengan backlinks.

Tahu sendiri kan, industri digital sekarang ini begitu cepat berkembang.

Kalau dulu seorang desainer grafis harus mengunakan Photoshop, sekarang ada banyak pilihan software yang bisa di pilih.

Dunia SEO juga sama. Yang masih perkasa adalah Moz, Infusionsoft, Pitchbox, Buzzstream, skyscraper teknik, dll.

Mengasah kemampuan dan selalu belajar hal yang baru adalah suatu investasi. Atau modal.

Jadi, selalu tambah skill dan pengetahuanmu tentang ahl-hal yang baru yang berhubungan dengan industri yang kamu geluti.

Kesimpulan

Frasa menjadi freelancer sukses mungkin terdengar sebagai pekerjaan yang santai dan mudah.

Tapi percayalah, tidak sesederhana itu.

Kamu harus punya skill, keahlian, attitude dan sikap yang bisa mensupport pekerjaanmu sebagai freelancer.

Keep fighting dan don’t give up!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *